J . . MENCARI
ARTI PERSAHABATAN . . J
Di suatu tempat hiduplah seorang anak
perempuan yang bernama Mary, umurnya baru10 tahun. Dia tinggal bersama
neneknya, karena kedua orang tuanya sudah meninggal saat Mary berumur 3 tahun.
Mary dan neneknya tinggal di rumah gubuk, dan dindingnya yang terbuat dari
anyaman bambu sudah banyak yang berlubang, sehingga saat malam yang dingin
datang, pastilah Mary dan neneknya merasa kedinginan. Namun mereka tidak pernah
mengeluh dengan keadaan mereka saat ini.
Setiap hari Mary selalu bangun pagi-pagi
sekali untuk membantu neneknya mengerjakan pekerjaan rumah, seperti menyapu,
merapikan tempat tidur, dan lain-lain. Jika pekerjaan rumah sudah selesai barulah
Mary pergi ke sungai untuk mencucikan baju-baju tetangganya, jika sudah selesai
mencuci, Mary segera pergi ke rumah sang pemilik pakaian itu, dia langsung
pulang, namun sebelum pulang Mary dipanggil tetangganya itu untuk diberi upah. Upah
Mary tidak seberapa, namun Mary selalu bersyukur. Uang upah mencucinya itu akan
dia gunakan untuk membeli beras dan lauk untuk makannya nanti bersama sang
nenek, lalu jika ada uang kembalian dari berbelanja tadi, pasti uang itu diberikan
kepada neneknya.
Suatu hari, Mary dipanggilsalah satu
tetangganya untuk disuruh mencucikan pakaiannya. Tetangga yang memanggil Mary
itu adalah warga baru yang baru pindah beberapa hari yang lalu, jadi Mary belum
mengenalnya. Kali ini Mary tidak mencuci di sungai, karena tetangganya itu
orang kaya, maka Mary disuruh mencuci di rumah itu saja. Tetangga barunya itu
mempunyai 1 anak perempuan yang seumuran dengan Mary, namanya Laura, dia adalah
anak yang mudah berteman. Mary setiap hari datang ke tempat tetangga barunya
tadi untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah, karena Mary dan Laura sering
bertemu maka mereka semakin akrab saja, dan mereka pun berteman.
Saat hari minggu Mary libur bekerja, karena
hari minggu adalah hari untuk istirahat dan untuk berkumpul dengan neneknya. Namun
hari minggu kali ini beda, karena hari minggu ini Laura mengajak Mary pergi ke
sungai yang terletak di kampong sebelah, kata orang pemandangan di sungai itu
indah. Walaupun terletak di di kampng sebelah, namun Mary belum pernah pergi ke
tempat itu, karena Mary tidak punya waktu untuk pergi ke tempat itu. Saat mereka
berdua sudah sampai di sungai itu, mereka sangat senang dan sangat terkejut,
ternyata memang benar kalau pemandangan di sungai itu indah. Di tempat itu
mereka bermain lari-larian kesana kemari, dan mereka juga bermain air.
Saat berlari-larian Laura menabrak seorang
anak laki-laki yang saat itu sedang asik memfoto keindahan tempat itu, namun
Laura malah marah-marah pada anak laki-laki itu, padahal sebenarnya Lauralah
yang salah. Karena terlalu asik berlari-larian akhirnya dia menabrak anak
laki-laki itu, namun karena Laura merasa anak laki-laki itulah yang bersalah
maka Laura marah-marah pada anak laki-laki itu. Untung saja Mary segera datang
untuk menenangkan Laura, dan meminta maaf kepada anak laki-laki itu atas
perlakuan temannya tadi, dan akhirnya anak laki-laki itu pun mau memaafkannya.
Nama anak laki-laki itu adalah Jemi,
umurnya 12 tahun. Jemi juga baru pindah ke kampong sebelah, jadi wajar saja
jika Mary belum pernah melihatnya.
Setiap hari minggu Mary dan Laura pergi ke
sungai itu, dan setiap mereka pergi ke sungai itu, pasti mereka bertemu dengan
Jemi. Setelah beberapa kali bertemu dan mengobrol-ngobrol akhirnya mereka pun
berteman. Semakin hari hubungan pertemanan mereka semakin erat, dan mereka juga
sudah mulai terbuka.
Saat sedang senang, maupun sedih, disaat
sedang kesusahan, pasti mereka selalu menghibur, membantu, dan menjaga perasaan
temannya. Apapun yang terjadi kepada mereka, pasti mereka selalu bercerita.
Namun, disaat persahabatan mereka sudah
mulai erat, tiba-tiba cobaan datang untuk menguji seberapa kuat tali
persahabatan mereka. Jemi akan pindah ke luar kota bersama kedua orang tuanya. Kata
Jemi ayahnya di terima bekerja disana, sehingga Jemi dan ibunya harus ikut bersama
ayahnya.
Mary dan Laura sangat sedih karena Jemi
harus meninggalkan mereka. Mereka tidak bisa bermain bersama lagi, tidak bisa
bertukar cerita, tidak bisa tertawa bersama lagi dan tidak bisa berkumpul
seperti dulu lagi.
Sekarang hanya tinggal Mary dan Laura saja.
Sepi rasanya tidak ada Jemi. Walaupun tidak ada Jemi, setidaknya masih ada
Laura yang selalu menemani Mary disini.
Sudah berminggu-minggu mereka berdua
menjalani hari-hari mereka tanpa Jemi. Namun di saat kesedihan Mary sudah
hilang, lagi-lagi cobaan datang. Laura juga akan pindah keluar kota, karena
ayahnya ada bisnis disana.
Saat Laura pergi Mary sangat sedih, Mary
tidak bisa membendung air matanya lagi, akhirnya air matanya menetes di
pipinya. Berat sekali melepas Laura pergi meninggalkan Mary. Sedih sekali
melihat kepergian Laura.
Setelah mobil yang membawa Laura pergi
sudah tidak terlihat lagi, Mary lari ke sungai, tempat dimana Mary,Laura, dan
Jemi berkumpul dulu. Di sungai ini Mary menangis mengingat semua kenangan yang
mereka tinggalkan disini. Bermain bersana,berlari-larian,bercerita,bercanda
tawa,berkelahi,semuanya yang mereka lakukan disini sekarang hanya tinggal kenangan.
Mereka datang dengan tak terduga dan mereka
pergi meninggalkan setumpuk kenangan disini.
Namun Mary tahu, walaupun mereka jauh
disana, tapi mereka akan selalu ada di dalah hati dan ingatan Mary, dan pasti
suatu saat mereka akan bertemu kembali. Perpisahan ini terjadi untuk menguji
seberapa besar arti seorang sahabat di hidup ini.
Hari-hari yang dilalui Mary rasanya sangat
berbeda, namun neneknya berkata kepada Mary, jika persahabatan itu tidak akan
sempurna jika belum di uji, seperti dengan pisau yang jika belum diasah pasti
belum bisa digunakan. Saat Mary sadar jika ujian ini terjadi semata-mata
terjadi untuk memperkuat dan mempererat tali persahabatan mereka. Dan sekarang
Mary sudah menjalani hari-harinya dengan semangat dan dengan senyuman lagi.
Tidak terasa sudah bertahun-tahun Laura dan
Jemi pergi. Dan tidak terasa sekarang umur Mary sudah 17 tahun, namun Mary
tetap saja ingat dengan Laura dan Jemi. Hingga suatu saat mereka bertemu lagi,
mereka bertemu di sungai itu lagi. Saat itu Laura jalan dengan tidak hati-hati
dan akhinya menabrak seorang lelaki, dan Laura pun marah-marah kepada laki-laki
itu, dan datanglah Mary yang menjadi penengah. Tidak disangka laki-laki itu
adalah Jemi, dan saat mereka menyadari hal itu, mereka langsung berpelukan dan
tertawa karena mereka akhirnya bisa bertemu dan bersama lagi. Akhirnya persahabatan
merekapun langgeng hingga mereka tua.
“PERSAHABATAN
ADALAH SUATU HAL YANG SANGAT INDAH, DAN KITA HARUS MENJAGA PERSAHABATAN ITU
SAMPAI KITA TUA DAN KITA TIADA NANTI . . WALAUPUN PASTI SELALU ADA RINTANGAN,
NAMUN KITA HARUS BISA MELEWATI RINTANGAN ITU . . KARENA RINTANGANLAH YANG
MEMBUAT PERSAHABATAN SEMAKIN INDAH . .
SAHABAT SELAMANYAAAA . . !!! J”